”Saya pasti masuk sorga? Ajaran Kristen itu konyol. Kalau Islam realistis, masuk sorga masih ditimbang-timbang mana pahala mana dosa, dan tidak berani mati bakal masuk sorga,” kata Ahok tanpa beban.
“Itu konyolnya Kristen, enggak perlu bayar hutang, enggak capek-capek puasa, mati masuk sorga,” tegas Ahok. Menurut dia, orang Kristen cuma mengandalkan Yesus semua beres.
“Hanya ngandelin Yesus yang mau disalib jadi tuhan dam kalau penganutnya mati dijamin masuk sorga,” katanya tak habis pikir. ”Siapa yang ciptakan agama kayak begini?”
Anehnya, Ahok mengaku percaya saja pada ajaran agama yang tak masuk akal ini. “Dan gua hebatnya percaya ma ajaran Kristen. Gua hari ini pasti masuk surga kok jadi seneng-seneng aja kalau sudah masuk surga ngapain lagi,” katanya.
”Makanya Mau Zedong menulis agama itu racun…..Bagaimana orang mati nyanyi-nyanyi dan mati masuk sorga,” katanya.
Karena itu Ahok menganggap, “Orang kristen ajarannya agak konyol pasti masuk surga.”
Video yang berdurasi tidak lebih dari 3 menit tersebut kemudian banyak mengundang perhatian para netizen. Berbagai respon bermunculan baik positif maupun negatif.
Ahok memang kontroversial. Perjalanan karirnya sebagai pejabat dan politisi ditempuh melalui proses yang tak wajar. "Saya jadi bupati itu di tempat yang 93 persen muslim. Tahun 2005 dan Masyumi (Partai Bulan Bintang-red) yang menang, yang Kristen cuma 0,8 persen. Sekarang adik saya yang jadi bupati," kata Ahok di balai kota DKI, Kamis (24/7/2014) menuturkan kisah perjalanan karier politiknya.
BACA JUGA Menjelang Ramadhan ! Siapkan 4 Hal Penting Ini Bagi Seluruh Umat Islam. TOLONG BANTU SHARE INFORMASI PENTING INI
Saat maju menjadi bupati Ahok punya niat baik memajukan masyarakat. Karenanya dia maju walau kondisi masyarakat seperti itu.
"Akhirnya rakyat lebih cerdas kok. Mau ngaku-ngaku beraqidah dan berukhuwah tapi kalau korup mah orang nggak akan peduli. Bahkan setan pun akan rakyat pilih kalau sudah terlalu susah. Kamu juga ngaku-ngaku. Buktinya orang pada lari ke batu-batu atau gunung apa kalau dia sudah sakit, juga nyari-nyari dukun tuh. Itu kan syirik juga nggak boleh dalam agama kan. Kenapa orang nekat nyari setan karena dia sudah kepepet," urai dia seperti dikutip detik.com.
"Jadi sama, rakyat kita ini cerdas. Waktu saya jadi bupati dibilangin nanti kalau ikut Ahok masuk neraka, ini kafir masuk neraka. Itu yang abangan jawabnya lebih kejam, ya sekali-sekali ikut Ahok masuk neraka masih makan daripada ikut kamu masuk surga mati kelaparan di surga," tambah Ahok lagi dengan gurauan.
Ahok juga menyampaikan soal sosok Ustad Muhammad yang mendukungnya. Ustad itu memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Ahok karena sejumlah hal.
"Ini cerita dari ustad yang mendukung saya ya. Islam itu akan lebih maju jika dipimpin oleh pemimpin yang bisa memenuhi kriteria yang nabi syaratkan. Sekalipun belum mendapat hidayah, karena hidayah milik Allah. Tuhan bilang apa, hidayah bukan milikmu Muhammmad tapi milikku. Kira-kira begitulah kira-kira, makanya pamannya sampai meninggal pun sampai nangis nabi pun nggak bisa memaksa dia dapat hidayah kepada pamannya, saya kira itu orang Islam 'tanda kutip' loh harus belajar lagi yang ekstrem yah tapi yah," terangnya.
Ahok kemudian bercerita tentang kisah di Madinah, di mana ada orang yahudi yang berdoa di masjid. "Lalu sahabat nabi bilang, eh itu kenapa ada yang berdoa itu musuh kita kok doa di masjid, tapi nabi bilang suruh dia berdoa. Itu yang saya tahu cerita-cerita di sekolah, ada juga yang lemparin dia tai juga, lebih kurang ajar lagi, mau dipenggal ama sahabat nabi, tapi kata nabi jangan-jangan," urai dia.
Juga soal nabi yang datang menjenguk orang non muslim yang sakit. Padahal orang non muslim itu kerap jahat kepada nabi. "Tapi pas ditanyain sama nabi, kemana dia, sahabatnya jawab sakit. Maka oleh nabi dijenguk, dapat hidayahlah dia. Makanya begitu Islam, kalau Islam yang ekstrem gimana itu, aku bingung," katanya.
Ahok terang-terangan mengaku menjadikan para nabi umat Islam sebagai teladan. Bahkan berkali-kali Ahok menyerukan jajaran pegawai negeri sipil (PNS) dan warganya untuk meneladani sifat manusia-manusia mulia tersebut.
Seperti dilansir liputan6.com dia kerap menggunakan kisah beberapa nabi, dari Sulaiman hingga Muhammad SAW sebagai contoh. Ahok tidak malu atau segan mencontohkan beberapa sikap nabi Islam meski dia sendiri beragama Kristen.
Dia memang pernah bersekolah di sekolah Islam saat masih di Belitung Timur. Dari situlah Ahok mendapat ilmu agama Islam dan kisah-kisah perjuangan nabi yang masih diingatnya hingga kini.
Mantan Bupati Belitung Timur itu bahkan pernah berniat belajar mengaji dan membaca Alquran di sebuah masjid di kampung halamannya. Hanya saja ditolak oleh pengurus masjid. Bahkan oleh beberapa sahabat yang juga ulama sering berkelakar jika jiwa Ahok sudah Islam hanya saja belum mendapat hidayah.
Sebagai non-muslim, suami Veronica Tan itu tidak canggung atau takut menggunakan ajaran nabi dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak jarang dalam sambutannya kepada para PNS, suri tauladan ini disampaikan pula kepada bawahannya.
Rupanya, ketegasan untuk tidak menerima suap didapat dari ajaran Nabi Sulaiman. Dia ingat, Nabi Sulaiman pernah mengajarkan seorang pejabat tidak boleh menerima suap bila ingin membangun bangsa dengan baik.
"Nabi Sulaiman mengajarkan, negara akan runtuh kalau pejabatnya menerima suap. Anda kalau sampai menyuap, berarti Anda bodohya minta ampun. Lebih baik tidak jadi gubernur daripada nyuap hakim," ucap Ahok pada sambutan penetapan CPNS bagi pegawai honorer di Blok G Balaikota, Jakarta, Selasa 25 Agustus 2015.
"Karena saya ingin membangun bangsa ini," sambung dia.
Ayah 3 anak itu akhirnya memulai pembangunan masjid di Balaikota. Pembangunan masjid ini merupakan bagian dari renovasi gedung Blok D Balaikota dengan biaya Rp 18.838.138.000.
Hal serupa juga pernah diajarkan oleh Nabi Sulaiman. 'Saya dapat bahasa ini dari Nabi Sulaiman. Saat itu dia berdoa kepada Tuhan begini, 'Berikan saya hikmat dan bijaksana sehingga bisa mengadministrasi keadilan sosial'," kata Ahok.
Sejak masuk ke Jakarta bersama Jokowi, dia ingin menghapus stigma, sulit mencari pemimpin yang jujur dan berintegritas tinggi. Kebanyakan pejabat asyik dengan posisinya dan menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Berbagai cara dilakukan Ahok agar pandangan itu perlahan hilang dibenak masyarakat dan PNS.
Ahok pun memiliki tauladan sendiri untuk urusan memimpin. Mantan anggota Komisi II DPR itu memilih Baginda Rasulullah Muhammad yang jadi contoh baginya dalam memimpin Jakarta.
Menurut dia, sifat siddiq, amanah, tabligh, fathanah yang diajarkan pada saat belajar di sekolah Islam itu sangat tepat untuk diwujudkan setiap pemimpin.
"Pemimpin buktikan itu saja, orang akan lihat kamu. Lihat saja lebih banyak manfaat atau mudaratnya buat masyarakat. Kalau manfaat jalan terus walau pun harus mengorbankan jabatan saya," ujar Ahok.
"Seperti Nabi kan, Nabi memang sudah selesai di Nabi Muhammad, tapi fungsinya harus dijalankan pemimpin, melakukan kebenaran sekalipun kita korbannya," tutur Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin 21 Desember 2015.
Momen Maulid Nabi Muhammad dan Natal 2015 yang hanya berselang sehari dinilai menjadi waktu penting untuk menumbuhkan lagi rasa toleransi antarumat beragama. Bagi mereka yang tempat ibadahnya berdekatan bisa menggunakan momen ini untuk menunjukkan rasa peduli dan saling mengerti satu sama lain.
Hal ini begitu disadari Ahok. Usai kunjungannya ke 4 gereja di malam Misa Natal yang juga bertepatan dengan Hari Maulid, Ahok ingat dengan pelajaran sejarah Islam yang didapatnya semasa sekolah dulu.
Selama belajar, tak ada satu pun perkataan Nabi Muhammad yang menjelek-jelekan Nabi Isa. Ini tentu berbanding terbalik dengan kondisi saat ini.
"Aku belum pernah baca Nabi Muhammad jelek-jelekin Nabi Isa. Bahkan di hari meninggal pun masih menyebut sahabat Nabi Isa. Kenapa pengikut kedua umat ini bisa bermusuhan?" ujar Ahok usai meninjau Gereja Immanuel, Jakarta Pusat pada Kamis 24 Desember 2015.
"Kamu cari coba di Alquran, kan ada beda 500 tahun antara Nabi Isa dengan Muhammad. Saya sekolah Islam, enggak pernah baca Muhammad menjelek-jelekan Nabi Isa. Jadi bagaimana bisa dua umat yang besar ini sekarang musuhan? Pasti ada salah tafsir," pungkas Ahok. (ma)